Cengkeraman Global Sistem Dajjal
Ada fihak yang bekerja demi keridhaan Al-Masih Ad-Dajjal dan demi
menyambut kehadirannya. Usaha fihak tersebut tampaknya sedemikian
sistematis sehingga mereka berani mengumumkan sudah kuatnya cengkeraman
global mereka atas dunia modern. Inilah yang disebut Ahmad Thomson
dengan istilah “Sistem Dajjal”. Sistemnya sudah terbentuk, tinggal
menanti keluarnya sang oknum “Si Mata Tunggal” Al-Masih Ad-Dajjal.
Begitu muncul dia akan langsung dinobatkan sebagai pucuk pimpinan dari
Sistem Dajjal.
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menjelaskan bahwa salah satu ciri khas Ad-Dajjal ialah bermata sebelah. Artinya, ia memiliki dua mata namun hanya sebelah yang berfungsi, sedangkan yang sebelahnya lagi cacat. Oleh karenanya di era kepemimpinan kaum kuffar dewasa ini para penguasa global dunia mensosialisasikan sebuah gambar atau logo “mata tunggal” yang diletakkan di atas gambar piramida. Piramida tersebut merepresentasikan apa yang mereka sebut sebagai The New World Order alias Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal. Sebuah sistem penuh fitnah yang mereka desain untuk mempersiapkan keluarnya “rabb kaum kafir” yaitu Ad-Dajjal.
Mereka bernafsu menjadikan segenap umat manusia berada di bawah pengendalian Novus Ordo Seclorum (Tatanan Dunia Baru) atau Sistem Dajjal yang mereka bangun. Sebuah sistem yang berlandaskan “Dajjalic Values” (nilai-nilai Dajjal kafir) yang secara diameteral bertentangan dengan nilai-nilai Rabbani (Allah) dan Nabawi (Ar-Rasul), Dienullah Al-Islam.
Kita yang lahir di zaman modern ini mendapati suatu dunia yang sangat berbeda dengan gambaran dunia di zaman Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat. Kita meyakini –berdasarkan hadits- bahwa zaman mereka waktu itu merupakan “khairul-qarn” (masa terbaik dari sejarah Ummat Islam).
Kepemimpinan yang adil berdasarkan tuntunan dan petunjuk Allah diawali oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam yang diikuti oleh para sahabat utama yang dijuluki Al-Khulafa Ar-Rasyidin. Sesudah itu muncullah para مُلْكًا عَاضًّا “raja yang menggigit” namun secara umum masih tetap berkomitmen untuk mengembalikan segenap perselisihan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah).
Kepemimpinan yang mengembalikan urusan kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Ar-Rasul (As-Sunnah) merupakan kepemimpinan “ulil amri minkum” sebagaimana digariskan Allah subhaanahu wa ta’aala . Kepemimpinan ulil amri minkum mengalami penurunan kualitas seiring semakin jauhnya jarak dengan masa generasi terbaik ummat Islam (Nabi dan para sahabat).
Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal merupakan peradaban dunia modern hari ini di bawah kepemimpinan kaum kuffar. Mereka berusaha mewujudkan sebuah Tatanan Dunia Baru menuju One Global Society and Government. Sistem Dajjal bukan bermaksud mengajak masyarakat dunia menuju keridhaan dan surga Allah subhaanahu wa ta’aala. Malah menjerumuskan penduduk dunia menuju murka dan neraka Allah di akhirat kelak.
Sistem Dajjal bermaksud menjadikan penduduk dunia bergantung kepada mereka bukan kepada Rabb langit dan bumi, Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan pada akhirnya Sistem Dajjal mengantarkan manusia untuk menghamba kepada ilah gadungan, Al-Masih Ad-Dajjal, dan bukan menghamba kepada ilah sebenarnya, Allah subhaanahu wa ta’aala. Wa na’udzubillaahi min dzaalika..!
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menjelaskan bahwa salah satu ciri khas Ad-Dajjal ialah bermata sebelah. Artinya, ia memiliki dua mata namun hanya sebelah yang berfungsi, sedangkan yang sebelahnya lagi cacat. Oleh karenanya di era kepemimpinan kaum kuffar dewasa ini para penguasa global dunia mensosialisasikan sebuah gambar atau logo “mata tunggal” yang diletakkan di atas gambar piramida. Piramida tersebut merepresentasikan apa yang mereka sebut sebagai The New World Order alias Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal. Sebuah sistem penuh fitnah yang mereka desain untuk mempersiapkan keluarnya “rabb kaum kafir” yaitu Ad-Dajjal.
Mereka bernafsu menjadikan segenap umat manusia berada di bawah pengendalian Novus Ordo Seclorum (Tatanan Dunia Baru) atau Sistem Dajjal yang mereka bangun. Sebuah sistem yang berlandaskan “Dajjalic Values” (nilai-nilai Dajjal kafir) yang secara diameteral bertentangan dengan nilai-nilai Rabbani (Allah) dan Nabawi (Ar-Rasul), Dienullah Al-Islam.
Kita yang lahir di zaman modern ini mendapati suatu dunia yang sangat berbeda dengan gambaran dunia di zaman Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat. Kita meyakini –berdasarkan hadits- bahwa zaman mereka waktu itu merupakan “khairul-qarn” (masa terbaik dari sejarah Ummat Islam).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ قَالَ عِمْرَانُ فَمَا أَدْرِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَوْلِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا
ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَهُمْ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ
وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذُرُونَ وَلَا يَفُونَ وَيَظْهَرُ
فِيهِمْ السِّمَنُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang hidup pada
masaku (periode para Sahabat), kemudian orang-orang pada masa berikutnya
(Tabi’in), kemudian orang-orang pada masa berikutnya (Tabi’ut
Tabi’in).” ‘Imran berkata; ‘Saya tidak tahu apakah Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menyebutkan ‘orang-orang sesudah masa beliau’ dua atau
tiga kali.’ “Setelah itu akan datang orang-orang yang memberikan
kesaksian padahal mereka tidak dimintai kesaksian, mereka berkhianat dan
tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar namun tidak meIaksanakannya dan
diantara mereka tampak gemuk.” (HR. Bukhari – Shahih)
Di masa generasi terbaik itu, Islam tampil dalam wujud masyarakat
yang beribadah secara penuh dan utuh kepada Allah subhaanahu wa ta’aala .
Penghambaan kepada Allah berlangsung pada segenap sendi kehidupan.
Orang yang menyimpang saat itu memang memilih untuk menyimpang. Ia telah
tertipu syetan karena kemauannya sendiri padahal sesungguhnya kebenaran
sudah wujud di depan mata.Kepemimpinan yang adil berdasarkan tuntunan dan petunjuk Allah diawali oleh Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam yang diikuti oleh para sahabat utama yang dijuluki Al-Khulafa Ar-Rasyidin. Sesudah itu muncullah para مُلْكًا عَاضًّا “raja yang menggigit” namun secara umum masih tetap berkomitmen untuk mengembalikan segenap perselisihan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah).
Kepemimpinan yang mengembalikan urusan kepada Allah (Al-Qur’an) dan
Ar-Rasul (As-Sunnah) merupakan kepemimpinan “ulil amri minkum” sebagaimana digariskan Allah subhaanahu wa ta’aala . Kepemimpinan ulil amri minkum mengalami penurunan kualitas seiring semakin jauhnya jarak dengan masa generasi terbaik ummat Islam (Nabi dan para sahabat).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ
فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian.” (QS. An-Nisa : 59)
Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam menyebutkan bahwa
ringkasan sejarah ummat Islam terdiri dari lima babak sampai menjelang
datangnya hari Kiamat. Dan dunia modern dewasa ini berada di babak
keempat yaitu babak مُلْكًا جَبْرِيَّا (kepemimpinan para penguasa yang
memaksakan kehendak mereka) sekaligus mengabaikan kehendak Allah dan
Rasul-Nya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ
خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ
تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا
جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Babak(1)kenabian akan berlangsung pada kalian
dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang
babak (2)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian, selama beberapa
masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak (3)Raja-raja yang
Menggigit selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, selanjutnya
datang babak (4) Para penguasa yang memaksakan kehendak (diktator)
dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan
terulang kembali babak (5)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj)
Kenabian. Kemudian Rasul shollallahu ‘alahi wa sallam terdiam.” (HR. Ahmad – Shahih)
Di babak keempat inilah Allah taqdirkan ummat Islam menjadi laksana
anak-anak ayam kehilangan induk atau anak-anak yatim kehilangan ayah.
Tidak ada khalifah seperti pada babak “raja menggigit” atau pemimpin
sekaliber “khulafa rasyidin”. Dan tidak ada “Nabi” yang memimpin umat.
Tidak ada kepemimpinan ulil amri minkum yang mengembalikan urusan kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Ar-Rasul (As-Sunnah) yang dapat umat taati
sehingga selamat dunia-akhirat. Para pemimpin di babak keempat
menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Para pemimpin di babak
keempat zaman modern ini menyerupai sosok thaghut seperti Fir’aun.
Seorang pemimpin yang bukan mengajak rakyat yang dipimpinnya menuju
keridhaan dan surga Allah subhaanahu wa ta’aala. Malah menjerumuskan
mereka menuju murka dan neraka Allah di akhirat kelak.
فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ
فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ وَجَعَلْنَاهُمْ
أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لا يُنْصَرُون
“Maka Kami hukumlah Firaun dan bala tentaranya,
lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat
orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang
menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong.”(QS. Al-Qashshash : 40-41)
Sesudah dunia menikmati the Islamic Civilization selama hampir 14
abad, kemudian Allah berkehendak memindahkan tongkat estafeta
kepemimpinan dunia (global Sesudah dunia menikmati the Islamic
Civilization (pada tiga babak pertama) selama hampir 14 abad, kemudian
Allah berkehendak memindahkan tongkat estafeta kepemimpinan dunia
(global leadership) dari umat Islam kepada masyarakat barat (kaum yahudi
dan nasrani) yang tidak berpandukan dienullah Al-Islam. Ummat Islam
menghadapi fitnah-fitnah (ujian-ujian) yang sangat berat. Dan berlakulah
prediksi Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam yang telah
disampaikan di hadapan para sahabat limabelas abad yang lalu:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا
بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ
ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ
وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta,
sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian
pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah
mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau
bukan mereka?” (MUSLIM – 4822)
Kondisi dimana ummat Islam tidak memiliki pemimpin yang mengajak
untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya telah Allah peringatkan di dalam
Kitabullah Al-Qur’an. Peringatan tersebut dalam bentuk penyesalan yang
sangat mengerikan saat sudah berada di dalam azab Allah subhaanahu wa
ta’aala, neraka yang menyala-nyala.
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ
وَأَطَعْنَا الرَّسُولا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا
رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (QS. Al-Ahzab : 66-68)
Inilah yang mereka sebut sebagai The New World Order alias Novus Ordo
Seclorum alias Sistem Dajjal… Sebuah sistem penuh fitnah yang didesain
untuk mempersiapkan keluarnya “rabb kaum kafir” yaitu Ad-Dajjal.وَأَطَعْنَا الرَّسُولا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا
رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”. (QS. Al-Ahzab : 66-68)
Novus Ordo Seclorum alias Sistem Dajjal merupakan peradaban dunia modern hari ini di bawah kepemimpinan kaum kuffar. Mereka berusaha mewujudkan sebuah Tatanan Dunia Baru menuju One Global Society and Government. Sistem Dajjal bukan bermaksud mengajak masyarakat dunia menuju keridhaan dan surga Allah subhaanahu wa ta’aala. Malah menjerumuskan penduduk dunia menuju murka dan neraka Allah di akhirat kelak.
Sistem Dajjal bermaksud menjadikan penduduk dunia bergantung kepada mereka bukan kepada Rabb langit dan bumi, Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan pada akhirnya Sistem Dajjal mengantarkan manusia untuk menghamba kepada ilah gadungan, Al-Masih Ad-Dajjal, dan bukan menghamba kepada ilah sebenarnya, Allah subhaanahu wa ta’aala. Wa na’udzubillaahi min dzaalika..!
————————————–
Written by M. Ihsan Tandjung (azzikra.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar